Selamat pagi semua saudara dalam Kristus.
Allah menjungkirbalikkan kita melalui keputusasaan, menunjukkan betapa tak berdaya dan bodohnya kita, sehingga kita tidak perlu lagi mengenal apa pun selain Dia.
14 JUNI
Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus (Filipi 4:7)
Hidup beriman merupakan satu-satunya hidup yang aman, kubu pertahanan yang tidak mungkin ditembus.
Percaya dan andalkan Tuhan selamanya, karena kekuatan kekal ada pada-Nya.
Zaman meredup tetapi Tuhan kita, gunung batu yang kekal tetap kokoh selamanya.
Dia yang menurunkan manna seperti hujan di padang gurun akan memberi kita makanan; dan la yang mengeluarkan air minum dari batu akan menjadi sumber air yang tidak pernah kering.
Tugas iman adalah memohon apa yang dibutuhkan dan berterima kasih atas apa yang diperoleh.
Iman memakai pelbagai sarana tetapi mengandalkan Allah. Tatkala sarana tidak tersedia, kita berkata, “Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku” (Hab. 3:17-18).
Iman dapat hidup mengandalkan Allah sekalipun terjadi kelaparan di seluruh penjuru dunia. Damai sejahtera Allah menjaga hati dari segala ketakutan dan kesulitan yang mengejutkan.
Sebagaimana iman menikmati Allah di dalam segala kelimpahan, demikian juga iman dapat menikmati segala sesuatu di dalam Allah pada masa paling kekurangan.
Paulus menggambarkan kesesakannya di Asia: “Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami” (2 Korintus 1:8). “Tetapi,” katanya, “hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati” (ay. 9).
Apabila Allah dapat membangkitkan orang mati, la dapat mengalahkan hal tersulit apa pun.
la sanggup meniupkarn kehidupan kepada orang-orang mati, kehidupan ke atas harapan yang putus, dan membangkitkan harapan dari kuburan keputusasaan.
la dapat menghidupkan tulang belulang dan iman yang mati. Kita adalah makhluk yang congkak dan penuh kepercayaan diri, tetapi Allah, melalui providensi yang janggal dan tidak terduga, memagari jalan hidup kita dengan semak duri.
la menggiring kita bahkan pada keputusasaan terhadap hidup dan membawa kita kepada hukuman mati, sehingga kita tidak mengandalkan diri tetapi mengandalkan Dia yang membangkitkan orang mati.
la menjungkirbalikkan kita melalui keputusasaan,
menunjukkan betapa tak berdaya dan bodohnya kita, sehingga kita tidak perlu lagi mengenal apa pun selain Dia.
Berjalanlah dengan kekuatan Tuhan!
Thomas Case (1598-1682), Select Works, A Treatise of Afilictions, hlm. 48-57