Tidak Akan Haus Lagi

Kerohanian1420 Views
Spread the love

Selamat pagi semua saudara dalam Kristus.
Allah adalah pribadi yang menjadi kerinduan jiwa manusia yang sebenarnya. Manusia berusaha mengisi kesukaan jiwanya dengan apapun kecuali Allah dan mereka terus gelisah.

17 JUNI

Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya.
Yohanes 4:13-14

Allah adalah kebahagiaan manusia karena keselarasan-Nya dengan jiwa manusia.

Seorang yang lapar merasakan perutnya menuntut makanan. Cobalah beri dia musik atau kehormatan, ia tetap merasa lapar.

Musik atau kehormatan tidaklah cocok untuk memenuhi tuntutan perutnya. Berilah dia makanan, maka redalah tuntutannya. Demikianlah dengan jiwa manusia.

Berilah kehormatan, keuntungan, dan kesenangan
dunia, dan semua ini tidak dapat meredakan hasratnya; ia masih akan terus menuntut.

Hal-hal di atas tidak menjawab kebutuhan natur jiwa, dan itulah sebabnya tidak mampu memenuhi kebutuhannya.

Perhadapkan jiwa dengan Allah sekali saja, dan jadikan hal ini makanan jiwanya; ini memuaskan, dan keserakahan seleranya akan dunia yang dikejar
dengan keras kepala akan disembuhkan.

Mencicipi manna ini akan meredakan hasrat atas bawang Mesir.

Allah adalah kebahagiaan sejati jiwa karena Allah adalah kebaikan abadi.

Laksana matahari yang tidak pernah terbenam, demikianlah jiwa yang mendapatkan perhentian didalam Allah menikmati hari Sabat selamanya.

Kemurahan-kemurahan lahiriah, tempat
kebanyakan orang menaruh kebahagiaannya, seperti banjir yang meluap dengan desauan suara besar, tetapi cepat berlalu.

Allah yang penuh anugerah seperti mata air yang membual dan terus mengalir selamanya. Allah yang kekal ini, yang cukup pada diri-Nya, yang selaras, adalah bagian warisan khusus milik para orang kudus, dan oleh karenanya memberikan kepuasan tak terbatas.

Allah adalah bagian pusaka saya selamanya. Tatkala Allah berkata kepada sang jiwa, “Aku, termasuk semua milik kepunyaan-Ku, adalah milik-Mu,” siapakah yang mampu menceritakan dengan kata-kata bagaimana hati melonjak gembira dan begitu mengingini Dia ketika jiwa mendengarkan kabar sedemikian?

Kata ganti “kepunyaan,” “milik,” begitu bernilai bagi jiwa. Martin Luther mengatakan bahwa kebanyakan agama bersandar dalam kata ganti ini.

Semua penghiburan kita sudah tentu terdiri dari kata ganti ini. Dia adalah Allah milik saya. Semua kesukaan orang percaya bergantung pada satu tali ini. Putuskanlah tali ini, maka lenyaplah semuanya.

Acap kali penulis berpikir bagaimana Daud mengulum kata ini laksana sebongkah gula di lidahnya: “Aku mengasihi Engkau, ya TUHAN, kekuatanku! Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!” (Mazmur 18:2-3).

George Swinnock (1627-1673), Works, IV:7-12

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *