Selamat pagi semua saudara dalam Kristus.
Kita diberikan hati nurani yang perlu dijaga kemurniannya dengan firman Tuhan.
18 JUNI
Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentarng pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus.
2 Korintus 10:5
Dari antara kemampuan-kemampuan jiwa, kebanyakan kesulitan yang tÃdak perlu,datang dari imajinasi.
Persepsi imajinasi merupakan pengertian dangkal tentang yang baik atau buruk, yang diambil berdasarkan perasaan indrawi.
Kesenangan indrawi sangatlah mempengaruhi imajinasi.
Dengan demikian, jika ada hal-hal yang sangat baik
tetapi disertai dengan ketidaknyamanan, imajinasi mungkin akan salah menilainya sebagai hal yang buruk.
Demikian sebaliknya, jika ada hal-hal yang sangat buruk tetapi mendatangkan rasa hormat dan kepuasan di dunia, hal-hal ini akan dianggap sebagai sesuatu yang baik.
Imajinasi dapat salah menilai hal-hal yang baik pada tampilan luarnya sebagai kebahagiaan besar, dan hal-hal yang sulit pada tampak luarnya, namun pada dirinya sebenarnya bukan demikian, sebagai kesengsaraan besar.
Banyak kehidupan yang hampir sepenuhnya diisi oleh imajinasi. Waktu mereka dihabiskan demi menyenangkan imajinasi mereka sendiri dan mencerca hal lain yang sebenarnya istimewa.
Dari sinilah munculnya ambisi dan hasrat manusia untuk menjadi besar di dunia.
Hal ini menuntun hasrat yang tidak lagi dapat diukur untuk memiliki sebanyak-banyaknya benda-benda yang dihargai tinggi oleh dunia.
Gawatnya, hasrat yang rusak untuk menjadi besar ini menyusup masuk ke dalam gereja.
Manusia rela mengorbankan hidup mereka demi kemuliaan yang hampa.
Apabila manusia lebih berduka karena kehilangan reputasinya daripada kekurangajarannya terhadap Allah, ini membuktikan bahwa ia lebih mementingkan reputasi daripada hati nurani.
Hal ini merusak pengakuan kita yang mengaku mengejar perkara sorgawi tetapi memiliki afeksi duniawi, dan mencari Kristus bukan di dalam Kristus, melainkan di dalam dunia.
Imajinasi yang tidak terkontrol merupakan sesuatu yang liar dan ganas.
Allah melalui Firman-Nya dan Roh Kudus sangatlah dibutuhkan untuk memerintah di dalam hati kita demi memukau dan membimbing kemampuan imajinasi kita yang tidak bermoral ini.
Untuk mengobati penyakit ini, kita harus bekerja keras membawa jiwa kita untuk taat kepada kebenaran Allah dan Roh-Nya.
Apabila Roh Kudus menuliskan hukum Allah di dalam hati kita, maka terjadilah persetujuan satu sama lain antara hukum-Nya dan hati kita, dan jiwa dicondongkan dan dijadikan mudah dibentuk kepada setiap pemikiran yang baik.
Richard Sibbes (1577-1635), Works, I:1 78-181