Di sebuah desa bersalju, terdapat sebuah gereja. Pada suatu hari
Minggu yang sangat dingin, hanya pendeta dan seorang petani yang
datang untuk beribadah. Setelah beberapa saat, tetap tak ada lagi
jemaat yang datang. Maka, pendeta berkata, “Yah, tampaknya hari ini
tidak akan ada kebaktian.” Namun, petani yang sudah siap beribadah
itu memprotes, “Pak Pendeta, menurut pengalaman saya, bila hanya ada
satu sapi saya yang datang pada jam makan, saya tidak
membiarkannya–saya tetap memberinya makan.” Saking ia rindu
mendapat makanan rohani, si petani mengibaratkan dirinya sebagai
“seekor sapi yang butuh diberi makan”.
Terkadang orang menganggap bahwa pelayanan massal lebih efisien
daripada pelayanan pribadi. Kadang anggaran pelayanan yang
dikeluarkan dianggap tak sepadan bila jumlah orang yang dilayani tak
seberapa. Ternyata ini berbeda dengan pandangan Yesus. Semasa Yesus
berada di dunia, Dia menunjukkan bahwa kadang ada pribadi-pribadi
yang butuh dilayani secara khusus. Seperti perempuan Samaria ini.
Ketika Yesus kembali ke Galilea, Dia memilih jalur yang umumnya tak
akan dipilih orang Yahudi, karena mereka tak mau bertemu dengan
orang Samaria. Namun, Yesus sengaja ke sana untuk menjumpai satu
perempuan berdosa yang sangat membutuhkan pengampunan dan pembaruan
hidup dari-Nya.
Kita diingatkan untuk melayani pribadi demi pribadi yang Tuhan
pertemukan dengan kita. Bila ada orang yang dahaga akan Yesus, mari
khususkan waktu dan diri untuk menolongnya agar bertemu Tuhan.
BILA TUHAN MENUNJUKKAN SATU JIWA YANG DAHAGA,
BERSIAPLAH MEMBAWANYA PADA SUMBER AIR KEHIDUPAN.
Ayat Alkitab: Yohanes 4:1-26