Selamat pagi semua saudara dalam Kristus.
Janganlah menilai pemberian Bapa sorgawi atas dasar berkat-berkat jasmaniah semata, karena sering kali orang fasik lebih makmur daripada anak-anak Allah di dunia ini.
26 JUNI
Jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga!
Matius 7:11
Kita diajar untuk bermegah dan bersukacita di dalam Allah Bapa kita dan di dalam berkat kesukaan yang nanti akan kita nikmati sepenuhnya.
Sorga adalah rumah kita, meskipun untuk sementara kita masih di bumi dan mengalami penderitaan.
Janganlah menilai pemberian Bapa sorgawi atas dasar berkat-berkat jasmaniah semata, karena sering kali orang fasik lebih makmur daripada anak-anak Allah di dunia ini.
Sebab itu kita wajib mengalihkan pikiran kita dari kefanaan kepada hal-hal sorgawi.
Dengan begitu, kita dapat melihat providensi (pemeliharaan) sorgawi Allah di dalam penyediaan perbekalan-Nya di dunia ini.
la telah memberkati aku sejak masa kecilku dengan perbekalan duniawi yang cukup, akan tetapi semua ini tidak dapat dibandingkan dengan pemeliharaan-Nya atas jiwaku.
Berkat-berkat duniawi hanyalah sedikit cicipan atas berkat-berkat sorgawi kita.
Kehilangan harta benda duniawi seharusnya mengajarkan kita untuk lebih memedulikan hal-hal sorgawi yang permanen.
Aku (penulis) meratap karena begitu duniawinya pikiranku dan hanya sedikit memikirkan rumah sorgawiku.
Aku begitu tidak berterima kasih atas pemeliharaan Allah dan disiplin kebapaan-Nya di bumi ini.
Celaka! Aku benar-benar orang yang celaka, duniawi, dan tidak bersyukur atas berkat-berkat jasmaniah seperti kesehatan, kekayaan, handai taulan, ketenaran dan hikmat.
Aku kurang menghargai anugerah dari Bapa sorgawiku atau Yesus Kristus, atau janji-janji Roh Kudus, atau Injil, ya, dan bahkan kemuliaan dan sorga itu sendiri.
Aku angkuh di masa kemakmuran dan melupakan Allah, merasa aman dan menjadi sembrono. Aku tidak sabar memikul salib dan terlalu sering cuma memikirkan tentang kekecewaan-kekecewaanku.
Oh, Bapa yang terkasih, ampuni aku atas kurangnya rasa syukurku, atas rasa kasihku pada dunia, dan penghinaan atas semua berkat sorgawi dari-Mu.
Karuniakanlah kepadaku Roh Kudus-Mu demi menerangi mata pikiranku dengan pencerahan dan pengetahuan yang hidup tentang kehadiran-Mu, kuasa-Mu, hikmat-Mu, dan kebaikan-Mu.
Kobarkanlah afeksiku, supaya aku mengingini Engkau saja dan bukan apa pun yang lain, dan ingin selalu bersama-Mu.
Aku berdoa, karuniakanlah semua ini sesuai dengan waktu-Mu yang tepat.
John Bradford (15 10-1555), The Writings of John Bradford, I:123-125