TEKA-TEKI ALASAN YESUS MINTA DIBAPTIS

Kerohanian, Tokoh1061 Views
Spread the love

“If John’s baptism was a ‘baptism of repentance for the forgiveness of sins’ (Mark 1:4), then why did Jesus need to be baptized? … Was Jesus a ‘sinner’? Did he need to repent?”
-Michael F. Bird

Kitab Injil bungkam terhadap alasan spesifik mengapa Yesus minta dibaptis oleh Yohanes. Injil Markus sebagai Injil tertua, tidak berkata apa pun tentang alasannya (Mrk. 1:9-11). Demikian pula dengan Injil Lukas. Bahkan, di Injil Yohanes tak ada eksplisit pembaptisan Yesus. Injil Matius memang menambahkan alasan dari mulut Yesus sendiri, tetapi terkesan diplomatis, basa-basi, & normatif (Mat. 3:13-17). Apa sesungguhnya yang ada di benak Yesus sehingga beliau minta dibaptis?

Dalam kamus singkat yang ada di dalam Alkitab LAI, tentang “Pembaptisan” di zaman Yesus dijelaskan: “… Di antara orang Yahudi pada abad pertama, baptisan terutama berarti upacara tanda masuk ke dalam suatu kelompok atau persekutuan tertentu, atau upacara pembersihan dari dosa. Yohanes Pembaptis mengadakan baptisan tanda pertobatan & pengampunan dosa. …” (Lembaga AIkitab Indonesia).

Barangkali, melalui pembaptisan itu, Yesus ingin mengidentifikasikan dirinya dengan gerakan kelompok Yohanes Pembaptis (lihat France 1989). Atau, Yesus mungkin mau belajar bahasa Ibrani & teks-teks kitab suci kepada Yohanes (lihat Wills 2006). Singkatnya, Yesus mau menjadi murid Yohanes Pembaptis (lihat Theissen 1989).

Salah satu pendapat: “The baptism indicated that he was consecrated to God and officially approved by him, … ” (NIVSB 1985). Kemungkinan lain, baptisan dari Yohanes dianggap sebagai purifikasi (band. Le Donne 2011). Mungkin juga, sebagai ritual pelantikan untuk tampil memberitakan Kerajaan Allah kepada publik; bukankah Yohanes Pembaptis memang mempersiapkan jalan bagi Yesus (Mrk. 1:1-8)?

Pendapat dari John Drane: “Yesus merasa harus mengidentifikasikan dirinya dengan orang berdosa yang mau bertobat, yang akan menjadi pengikutnya yang pertama” (Drane 1986 via BPK Gunung Mulia 1996). Drane hampir senada dengan usulan lain dari NIVSB: “By his baptism Jesus completely identified himsef with man’s sin and failure (though he himself needed no repentance or cleansing from sin), … ” (NIVSB 1985).

Bagi John Drane & NIVSB, pembaptisan Yesus oleh Yohanes masih terkait dengan tema pertobatan, meskipun Yesus tidak perlu bertobat. Yohanes Pembaptis pun menganggap Yesus tidak perlu dibaptis (Mat.3:13-14). Atau, jangan-jangan Yesus memang bertobat secara pribadi saat pembaptisan itu. Makanya pertobatan beliau perlu diuji di padang gurun (Mrk. 1:12-13 // Mat. 4:1-11 // Luk. 4:1-13), untuk membuktikan bahwa Yesus adalah insan sejati yang telah meninggalkan egoisme diri demi misi sang ilahi. Wallahualam.

“Both elements, washing and anointing, are apparent in Jesus’s baptism, … qualified for his role as intercessor and priest.”
-Michael F. Bird

Kepustakaan:
Michael F. Bird (editor), How God Became Jesus (Zondervan, 2014).
Michael F. Bird, “John the Baptist”, dalam Chris Keith & Larry W. Hurtado (editors), Jesus Among Friends and Enemies (Baker Academic, 2011).
Marcus J. Borg & N.T. Wright, The Meaning of Jesus: two visions (HarperCollins, 2000).
A. Burridge & Graham Gould, Jesus Now and Then (Eerdmans, 2004).
Gregory A. Boyd & Paul Rhodes Eddy, The Jesus Legend (Baker Academic, 2007).
Peter Cotterell & Max Turner, Linguistics & Biblical Interpretation (InterVarsity Press,1989).
Anthony Le Donne, Historical Jesus (Eerdmans, 2011).
Anthony Le Donne, Jesus (Oneworld Publications, 2018).
John Drane, Memahami Perjanjian Baru (BPK Gunung Mulia, 1996).
R.T. France, Yesus sang Radikal (BPK Gunung Mulia, 1996).
J.D.P. Groen, Terpanggil untuk Mengakui Iman: pembimbing ke dalam dokumen-dokumen pengakuan gereja (BPK Gunung Mulia, 2012).
F. Budi Hardiman, Seni Memahami: hermeneutik dari Schleiermacher sampai Derrida (Penerbit PT Kanisius, 2015).

Craig S. Keener, The IVP Bible Background Commentary (InterVarsity Press, 1993).
M. Dien Madjid & Johan Wahyudhi, Ilmu Sejarah: sebuah pengantar (Prenada Media, 2014).
Herudjati Purwoko, Discourse Analysis (Penerbit Indeks, 2008).
Gerd Theissen, Aku Disuruh Pilatus (BPK Gunung Mulia, 1990).
Garry Wills, What Jesus Meant (Gramedia Pustaka Utama, 2007).
Pedoman Penafsiran Alkitab: Injil Matius (Lembaga Alkitab Indonesia-Yayasan Kartidaya, 1998).
Pedoman Penafsiran Alkitab: Injil Yohanes (LAI-Kartidaya, 2014).
The NIV Study Bible (Zondervan, 1985).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *