Selamat pagi semua saudara dalam Kristus.
Jika penggoda datang maka pikiran yang harus ada dalam benak kita adalah “jika aku melakukan nya maka harus melangkahi Juruselamatku yang telah mencurahkan darah-Nya, dan oleh sebab itu, hai, penggoda yang licik, aku benci engkau dan cara-caramu”
24 APRIL
Karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng
2 Korintus 10:4
Tatkala lblis menggoda orang untuk berdosa, dan ia mendapatkan perlawanan, perlawanan awal ini dapat datang dari kekuatan dan motivasi duniawi, bukan kekuatan dan perlengkapan senjata Allah.
Motivasi duniawi memiliki rasa takut kepada manusia melebihi takut kepada Allah: “Bagaimana aku dapat melakukan hal ini dan membuat marah manusia, membuat jengkel tuanku, memancing kemarahan orangtuaku, dan kehilangan penilaian baik terhadap pelayananku?”
Padahal seharusnya: “Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?” Kej. 39:9b.
Karena takut kepada Yohanes Pembaptis, Herodes melakukan cukup banyak hal.
Seandainya Herodes takut kepada Allah, ia akan berupaya keras melaksanakan semuanya.
Motivasi alamiah manusia tidak dapat bertahan menghadapi anak panah musuh.
Jika kekuatan Anda semata-mata bergantung pada kekuatan diri sendiri, sebentar saja kekuatan itu akan tumbang.
Jika kekuatan Anda di dalam Allah, Anda dapat mempertahankan pijakan Anda.
Kita harus mengatakan: “Aku tidak dapat menaati hawa nafsuku; karena bila aku berbuat demikian, aku harus melangkahi Juruselamatku yang telah mencurahkan darah-Nya, dan oleh sebab itu, hai, penggoda yang licik, aku benci engkau dan cara-caramul”
Ini adalah fondasi kokoh untuk bertahan.
Jika kita berdosa, kita meratap karena kita telah menghina Allah yang begitu maha baik.
Tatkala seorang percaya berdosa, ia benci akan hal itu, dan bukan seperti Esau, yang meratap karena kehilangan berkat, bukan karena dia telah menjualnya.
lblis gentar melihat jiwa yang tekun memanfaatkan dan mendayagunakan anugerah; sebaliknya jika manusia mengandalkan sarana, Ini sangatlah berbahaya.
Banyak jiwa tidak hanya binasa karena doa, pertobatan, dan kepercayaan mereka terhadap sesuatu yang lain [ilah], melainkan mereka binasa oleh doa dan pertobatan mereka
sementara secara duniawi mengandalkan sarana-sarana ini.
Apabila kita ingin diselamatkan, kita harus datang kepada Kristus dengan “telanjang” berkenaan dengan kewajiban kita; kita tidak dapat mendekati Kristus di dalam kebenaran sambil masih mengandalkan sarana-sarana itu.
Ada orang-orang yang begitu terkunci di dalam sarana-sarana itu, sehingga mereka tidak sanggup datang tanpa sarana itu, dan demikianlah saat pencobaan datang, mereka akan tergilas di bawah kaki murka Allah dan kegeraman Iblis.
Pemungut cukai merendahkan diri dengan tangan terkulai tanpa mengandal kan dirinya, dan berseru minta tolong kepada tangan yang
penuh belas kasihan: “Kasihanilah aku orang berdosa ini” [Luk. 18:13].
William Gurnall (1617-1679), The Christian in Complete Armour, I:51-57