Selamat pagi semua saudara dalam Kristus.
Oh, kiranya iman kita terus mencengkeram erat kebenaran bahwa Allah kita di dalam Kristus mendengar doa kita dan agar kita dapat belajar bergumul dengan Allah, dan menang di dalam doa !
6 MARET
Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
Lukas 11:9
Apabila kita berdoa, selalu ada kepastian seperti ini: “Jika kita meminta, kita akan menerima.” Tuhan yang mengatakan hal tu, maka demikian lah jadinya, dan seharusnyalah demikian.
Bagaimana kita dapat menguatkan iman kita untuk meyakini hal ini?
Pertimbangkanlah hal-hal berikut:
(1) Melalui iman di dalam Kristus, kita adalah anak-anak Allah (Gal. 4:6). Sungguh keadaan yang penuh berkat!
(2) Karena Kristus bernilai jauh melebihi langit dan bumi, jika Kristus saja telah dikaruniakan bagi kita, maka Allah tidak akan menolak memberikan apa pun bagi Anda (Rm. 8:32).
(3) Allah adalah Allah yang pemurah dan kesukaan-Nya ialah mengaruniakan rahmat bagi semua makhluk ciptaan-Nya.
(4) Allah adalah Allah yang cukup-pada-diri-Nya dan Mahakuasa; la memerintah atas segala sesuatu, sempurna dalam hikmat, maha ajaib di dalam karya-Nya, dan lebih dari cukup untuk menyelamatkan.
(5) Renungkanlah bagaimana Allah telah begitu setia di masa lalu. Jika la pernah membuka telinga-Nya bagi Anda dengan belas kasihan-Nya, la akan senantiasa mendengar doa Anda.
(6) Jika para bapa manusia di bumi peduli terhadap anak-anak mereka; bukankah terlebih lagi belas kasihan, cinta kasih, dan anugerah yang dapat kita harapkan dari Bapa sorgawi kita?
Ingatlah betapa besarnya kasih Daud kepada anaknya yang pemberontak: “Anakku Absalom, Absalom, anakku, anakku!” atau bagaimana hidup Yakub terjalin erat dengan hidup anaknya [Yusuf].
Kiranya kebenaran ini menolong kita untuk
terus bertekun di dalam doa, karena Allah kita yang mahabesar telah menanamkan afeksi ini di dalam hati para orangtua sebagai model dari kasih-Nya yang begitu besar.
Di dalam ketidaksempurnaan, kelemahan, dan aneka ragam kerapuhan kita, kita khawatir tangan Allah akan menahan kebaikan-Nya bagi kita.
Kita berteriak dengan nyaring: “Oh, semua doaku tak terdengar dan tanpa hasil! Oh, dosa-dosa dan kerapuhanku akan menahan jawaban atas doa-doaku!”
Astaga, manusia ! Jika seorang anak berbuat dosa besar, lalu dengan berdarah dan remuk hati pulang ke rumah, dan dengan tulus mengakui dosa-dosanya, apakah Anda tidak akan merangkulnya dan berseru dengan lantang: “Oh, anakku, anakku!”?
Terlebih lagi Allah kita ! Apa pun kasus Anda, akan Anda menemukan Dia begitu limpah di dalam belas kasihan-Nya. Ketika kita masih seteru-Nya, Allah sudah mencari dan menerima kita; terlebih lagi sekarang!
Oh, kiranya iman kita terus mencengkeram erat kebenaran ini, agar kita dapat belajar bergumul dengan Allah, dan menang di dalam doa !
Richard Sibbes (1577-1635), Works, VII:247-252