Selamat pagi semua saudara dalam Kristus.
Dosa tidak dapat dimaafkan Allah seperti membalik tangan, semua dosa harus dihukum supaya Allah tidak bersalah dalam keadilanNya, karena Dia tau kita tdk mungkin tahan menerima hukuman itu maka Ia memberikan Kristus sebagai jalan perdamaian agar keadilan dan kasihNya dijalankan.
9 MEI
Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan.
1 Tesalonika 5:22
Anselm sering mengatakan bahwa dia bisa melihat kebejatan dosa di satu tangan, dan sengsara neraka di tangan satunya lagi, dan bila harus memilih salah satunya, dia memilih untuk dilempar ke neraka tanpa dosa, lebih daripada masuk ke sorga bersama dosa. Begitu bencinya dia terhadap dosa.
Paling bijaksana dan paling aman buat kita adalah menjaga jarak dengan dosa. “Janganlah menghampiri pintu rumahnya”
(Ams. 5:8).
Daud terlalu mendekati jerat, dan terperangkap hingga remuk tulang-tulangnya dan tersayat hati nuraninya.
Ini adalah ucapan ilahi dari Seneca, seorang yang tidak percaya: “Sekalipun tidak ada Allah yang menghukum, tidak ada setan yang menyiksa,
tidak ada neraka yang membakar, dan tak seorang pun yang melihatnya, ia tidak akan berbuat dosa karena keburukan dan kebejatan dosa, dan kepedihan hati nuraninya sendiri.”
“Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan?” (1Kor.
5:6). “Sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang [Adam” (Rm.5:12).
Oh, betapa dosa ayah menjangkiti anaknya, dosa suami menjangkiti istrinya, dan dosa majikan menjangkiti hambanya!
Natur dosa bersifat menyebar, menular, penuh penipuan, dan menyihir natur. Dosa adalah anak kandung lblis.
Dosa akan mengecup jiwa, tetapi sekaligus juga mengkhianati jiwa selamanya.
Dosa memberi lblis kuasa atas kita, dan posisi menguntungkan untuk menuduh kita.
Dosa menyihir jiwa hingga menyebut kejahatan itu baik, dan kebaikan itu jahat.
Jiwa yang tersihir (terpikat) dosa akan sedemikian menentang Allah.
Sekalipun Allah memukul dan menyakiti, dan memotong sampai tulang terakhir, jiwa yang berdosa itu tidak peduli dan tidak gentar, sebaliknya malah meneruskan kefasikannya.
Dosa membinasakan secara diam-diam, tanpa terasa, dan selamanya, akan tetapi jiwa yang terpikat tidak akan menghentikan dosanya.
Tatkala dokter memberi tahu Theotimus bahwa ia akan kehilangan penglihatannya kecuali ia menghentikan cara hidupnya yang bermabuk-
mabukan, la menjawab: “Selamat berpisah penglihatan yang indah,” karena ia lebih memilih kehilangan penglihatan daripada meninggalkan dosanya.
Kisah seorang Italia yang memaksa musuhnya menyangkal Allah, lalu menikamnya, demi membinasakan baik tubuh maupun jiwanya, menunjukkan kesempurnaan kejahatan dosa.
Oh, menjauhlah dari dosa!
Thomas Brooks (1620-1677), Works, I:12-16.