Anugerah-Nya vs Ujian-Ujian Kita

Kerohanian774 Views
Spread the love

Selamat pagi semua saudara dalam Kristus.
Kita tidak begitu menyadari kuasa dan kekuatan yang dikaruniakan Allah bagi kita dan kecukupan anugerah-Nya, sampai kita membandingkan ujian-ujian kita dengan kelemahan-kelemahan kita.

31 MARET

Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan.
Yakobus 1:2

Allah tidak pernah mencobai manusia supaya berdosa, dan kita didesak untuk berdoa melawan dosa.

Akan tetapi Allah memang menguji untuk mengungkapkan siapa kita ini.

Kita melihat Allah menguji Abraham. Allah menguji kita untuk menunjukkan apa yang terkandung di dalam hati kita.

Allah membuat kita mampu melinat apakah anugerah atau kebobrokan yang tinggal di hati kita.

Anugerah dan kebobrokan tersembunyi di relung hati kita, dan manusia sering kali tertipu ketika mengevaluasi hatinya.

Allah datang dengan alat ukur yang sanggup mengukur tepat hingga ke dasarnya. Alat penguji Allah menggali hingga ke kedalaman dan mencapai bagian yang tersembunyi dari jiwa.

Hal ini memungkinkan manusia melihat dengan jelas apa yang benar-benar ada di dalam dia, dan mengenal apa sifat dasar dirinya.

Ketika Allah menguji Abraham, ia tidak tahu kemampuan dan kekuatan yang ada di dalam imannya sebelum Allah menarik keluar hal tersebut melalui pencobaan dan ujian (Kej. 22:1-2).

Allah menguji Hizkia demi menyingkapkan kesombongannya (2Taw. 32:31). Hizkia tidak menyadari kerapuhannya yang mudah melambung dalam kecongkakan hingga ia diuji.

Ujian itu telah menyingkapkan kecemarannya dan terpampang jelas di hadapannya.

Allah mengizinkan manusia diuji juga untuk menyingkapkan diri-Nya kepada kita.

Sebelum kita diuji, kita mengira kita menjalani hidup dengan kekuatan kita sendiri.

Sesungguhnya Allah sendirilah yang mencegah kita dari kejatuhan oleh anugerah-Nya yang mencegah kita.

Kita bisa mengatakan, “Semua manusia dapat melakukan ini atau itu, tetapi kita tidak akan melakukannya.”

Namun ketika ujian datang, kita segera melihat pemeliharaan Allah sedang mendukung kita.

Kita tidak begitu menyadari kuasa dan kekuatan yang dikaruniakan Allah bagi kita dan kecukupan anugerah-Nya, sampai kita membandingkan ujian-ujian kita dengan kelemahan-kelemahan kita.

Maka kemudian kuasa dan anugerah Allah terlihat dengan jelas di dalam kehidupan kita.

Kemanjuran sebuah obat penawar tidak akan disadari hingga kita telah benar-benar terpapar oleh racun.

Kehebatan suatu obat disingkapkan oleh terjangkitnya penyakit. Kita tidak akan menyadari kuasa anugerah hingga kita mencicipi kuasa dari ujian.

Kita wajib diuji, untuk menyadari kemuliaan dari status “terpelihara.”

John Owen (1616-1683), Works, VI:92-94

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *