Selamat pagi semua saudara dalam Kristus.
Orang yang rendah hati memahami bahwa rancangan Allah di dalam segala hal adalah di dalam petunjuk Firman-Nya, reformasi-Nya, dan keselamatan dari-Nya.
11 MEI
TUHAN yang memberi,
TUHAN yang mengambil,
terpujilah nama TUHAN!
Ayub 1:21
Orang rendah hati tetap bersyukur memuji Allah, baik saat nestapa maupun saat mendapat rahmat, saat Tuhan mengernyitkan dahi maupun tatkala la tersenyum, tatkala la mengambil maupun ketika la memberi, saat dibebani salib dan menderita kerugian atau ketika menerima berkat dan kemurahan.
Orang percaya yang rendah hati memandang melampaui semua penyebab kedua, dan melihat tangan Allah.
Dengan hati bersyukur, ia menyanyi dengan indahnya: “Terpujilah nama TUHAN.” Kata-kata jiwa orang yang rendah hati adalah: “Jika kehendak-Mu adalah aku harus terkungkung di dalam kegelapan, aku akan memuji-Mu; dan jika kehendak-Mu adalah agar aku bisa kembali ke dalam terang, aku akan bersyukur; jika Engkau menghibur, aku bersyukur;
jika Engkau menindas, aku akan bersyukur; dan apabila aku menjadi miskin, aku akan bersyukur;, jika Engkau menjadikan aku kaya, aku akan bersyukur.”
Orang yang rendah hati melihat tongkat di tangan Bapanya; tetapi juga melihat madu.
la melihat gula di dasar cawan minuman yang paling pahit, dan mengerti bahwa rumah pemulihan Allah adalah sekolah disiplin.
Orang yang rendah hati memahami bahwa rancangan Allah di dalam segala hal adalah di dalam petunjuk Firman-Nya, reformasi-Nya, dan keselamatan dari-Nya.
Orang yang rendah hati mengerti bahwa bersyukur kepada Allah di masa kemakmuran merupakan cara untuk menambah kemakmuran; dan bersyukur pada saat kesesakan adalah cara menyingkirkan kesesakan.
Jika orang bersyukur ketika menerima kemurahan,
sesungguhnya ia telah membayar utangnya, dan jika ia bersyukur saat memikul salib, ia telah menjadikan Allah seolah-olah “berutang.”
Oh, betapa sombongnya hati manusia saat pukulan mendarat di punggungnya! Ada banyak orang percaya yang rendah hati hanya ketika matahari bersinar cerah, tatkala Allah memberi senyuman, dan sentuhan.
Sebaliknya, ketika la tampak tidak ramah dan menindas, maka bersungut-sungutlah jiwa-jiwa yang pongah!
Mereka menendang ketika Allah menempa. Tetapi orang yang rendah hati dengan arif dan sabar menerimna teguran.
Orang congkak mencemooh si penegur dan isi tegurannya. Keangkuhan dan ambisi selalu dipersenjatai; singgunglah mereka sekalipun dengan ramah, maka laksana tumbuhan jelatang, mereka segera menyengat jika disentuh; apalagi jika Anda berurusan dengan mereka secara kasar, mereka akan menjadi musuh yang garang.
Thomas Brooks (1608-1680), Works, II:24-26