Tulisan ini untuk memperingati World Pharmacy Day tanggal 25 September bulan lalu, supaya profesi saya lebih dikenal khalayak ☺️.
Pertanyaan seperti saya sakit kepala, apa ya kira-kira obatnya atau apa obat untuk penyakit angin duduk atau apa ya obat untuk tekanan darah tinggi dan lain lain, banyak ditemukan entah dalam percakapan sehari-hari atau di media sosial.
Bahkan, dengan adanya google, sekarang semua orang bisa mencari informasi tentang obat dan penyakit secara mudah dan menjadi ‘dokter’ atau ‘apoteker’ dadakan. Namun, tahukah anda berapa besar bahaya dibalik hal tsb?
Obat didefinisikan sebagai bahan sintetis atau alam yang dapat mempengaruhi fisiologi tubuh dan psikologi bila dikonsumsi. Pada saat seseorang mengkonsumsi suatu obat, obat akan masuk ke tubuh, kemudian diserap melalui saluran cerna, masuk ke sistemik, bekerja di target organ dan memberikan efek.
Pada populasi umum, efek obat diharapkan memberikan hasil yang positif dan menyembuhkan berdasarkan bukti ilmiah dari tahapan percobaan klinis yang dilakukan. Walaupun percobaan klinis menunjukkan hasil yang positif, hal itu bukan berarti saat seseorang menggunakan suatu obat, orang tsb aman-aman saja.
Banyak sekali variabel yang mempengaruhi bagaimana obat bekerja pada tubuh seseorang. Oleh karena itu, saat seseorang mengunjungi tenaga kesehatan, selain menanyakan keluhan penyakit, mereka akan menanyakan usia, berat badan/tinggi badan, sejarah penyakit anda di masa lalu, sejarah alergi terhadap sesuatu/obat tertentu, sejarah penyakit keluarga, obat/vitamin apa saja yang sedang anda konsumsi, berapa lama mengkonsumsi obat dll.
Tenaga kesehatan juga umumnya melakukan pemeriksaan laboratorium, MRI, ECG, USG dll untuk menentukan pengobatan yang tepat dan aman.
WHO mendefinisikan Adverse Drug Events (ADE) sebagai kerusakan yang terjadi terkait penggunaan obat, yang meliputi medication errors, alergi, overdosis, adverse drug reactions/efek samping.
Medication errors sendiri meliputi banyak kategori seperti interaksi obat-obat, obat-makanan, kesalahan administrasi obat dll. ADE merupakan hal yang dapat dicegah.
Bila anda merujuk ke link ini https://health.gov/our-work/health-care-quality/adverse-drug-events, anda dapat melihat statistik kejadian ADE.
FDA bahkan menyatakan bahwa ADE merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di layanan kesehatan. Ketidaktahuan masyarakat tentang penggunaan obat yang efektif dan aman (low health literacy) merupakan salah satu penyumbang kejadian ADE.
Kembali ke contoh diatas, pertanyaan obat untuk angin duduk itu saya temui di facebook dan banyak sekali orang-orang baik hati yang memberikan saran ini-itu, seperti dibalur minyak angin, disuruh istirahat, di beri obat tradisional dan lain lain.
Angin duduk/ angina merupakan penyakit jantung yang perlu ditangani secara serius, karena dapat mengakibatkan kematian. Anda tidak dapat menyarankan obat apapun, sampai dokter menyatakan tipe angina yang diderita oleh orang tersebut. Beda tipe, beda penanganan.
Kejadian lain yang bisa saya bagikan adalah mama saya sendiri. Mama saya adalah penderita anemia (sampai sekarang masih saya telusuri bagaimana mengatasinya). Beliau mengkonsumsi temulawak selama beberapa waktu untuk kesehatan liver beliau.
Di luar dugaan saya, ternyata temulawak mengakibatkan lisisnya darah pada beliau. Tidak semua orang mengalami efek samping ini. Beliau bahkan sampai harus transfusi darah karena Hb nya drop. Temulawak kami hentikan, Hb beliau kembali naik.
Karena saya mempunyai pengetahuan tentang obat dan penyakit, kami bisa cepat menelusuri dan menemukan penyebabnya. Bayangkan masyarakat awam yang tidak mempunyai pengetahuan tentang hal tsb, hal ini bisa membahayakan jiwa.
Contoh ini tidak menyatakan temulawak berbahaya. Kejadian ini memberikan contoh bahwa obat baik sintetis maupun tradisional, walaupun dinyatakan aman, dapat memberikan efek yang berbeda pada orang-orang tertentu.
Untuk mencegah hal-hal seperti ini, mari konsultasikan penggunaan obat apapun kepada tenaga kesehatan.
Informasi dari google atau media sosial baik untuk pengetahuan, namun untuk mengintegrasikan pengetahuan tsb ke masing-masing individu yang unik dengan banyak variabel/faktor, anda perlu mempunyai pengetahuan fisiologi tubuh, mekanisme kerja obat, struktur obat, efek samping obat, farmakokinetika obat dll.
Selamat hari Farmasi 25 September 🥳