Selamat pagi semua saudara dalam Kristus.
Setiap hari kita membutuhkan kekuatan baru, anugerah baru, dan persediaan baru. Hal itu kita peroleh hanya saat kita datang kepada Allah dengan berdoa setiap hari.
7 JUNI
Terpujilah Tuhan! Hari demi hari la menanggung bagi kita; Allah adalah keselamatan kita.
Mazmur 68:20
Allah secara luar biasa memberi makan umat-Nya di padang belantara. Mereka mengumpulkan manna hari lepas hari.
Kristus mengajar kita untuk berdoa “Berilah
kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya,” bukan pada bulan ini atau tahun ini.
Allah ingin mendengar langsung dari kita setiap hari. la tidak menghendaki kita terlalu lama tidak bersama-Nya, sebaliknya interaksi yang sering menjadikan kita mengenal dan terbiasa dengan-Nya.
Anda tidak sepatutnya membiarkan satu hari pun berlalu tanpa berdoa kepada Allah.
Hak paten Anda berlaku untuk satu hari saja. Hak sewa Anda atas penghiburan dan kemurahan Allah akan kadaluarsa kecuali Anda memperbaruinya melalui doa.
Alangkah berbedanya hati anak-anak sejati Allah dibandingkan dengan mereka yang cukup puas mengunjungi tutup pendamaian hanya sekali dalam setahun seperti imam besar!
Allah menghendaki kita datang ke hadapan takhta anugerah-Nya setiap hari.
Rahmat Allah bagi kita tidak mengalir secara sekaligus semua, tetapi sebagian hari ini, dan sebagian lagi esok hari.
Jika secara sekaligus semua dicurahkan, itu akan terlalu berat untuk kita atur dan manfaatkan.
Rahmat bagi kita tersedia dalam jumlah yang sangat besar, tetapi Allah membagikannya paket demi paket sehingga kita sanggup mengakui dan bersyukur atasnya.
Dia mengisi pundi-pundi kita setiap hari agar kita tidak mungkin melupakan Dia, melainkan kita mempunyai alasan-alasan baru untuk memuji-Nya.
Setiap hari kita membutuhkan kekuatan baru, anugerah baru, dan persediaan baru.
Setiap hari memberikan cukup urusan, kesusahan, keprihatinan, dan beban-beban. Kita tidak perlu mengantisipasi dan membebani diri dengan urusan hari berikutnya. “Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari” (Mat. 6:34).
Allah tidak berkenan jika kita membebani diri dengan kekhawatiran tentang hari esok secara berlebihan; la menghendaki kita untuk tidak memandang lebih jauh dari hari ini.
Kehidupan seperti uap, dan kita tidak mengetahui apakah kita masih memiliki satu hari lagi; tetapi kita cenderung meninabobokan jiwa kita: “Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya, beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!” (Luk. 12:19).
Jalanilah hari demi hari, dan datanglah kepada Allah karena la akan memenuhi kebutuhan Anda dengan sangat limpah.
Thomas Manton (1620-1677), Works, I:165-166.
159