Selamat pagi semua saudara dalam Kristus.
Bagi orang yang dikasihi Allah, penderitaan adalah cara yang sering dipakai Allah untuk membentuk keindahan pada diri mereka.
10 JUNI
Sesungguhnya, Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak, tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaran
Yesaya 48:10
Menurut Alkitab, penderitaan dimaksudkan untuk membasuh dosa kita. Melalui penderitaan, Allah membersihkan bejana-bejana di dalam bait-Nya dari karat dan kotoran.
“Api itu” [penderitaan] menguji cara-cara dan pekerjaan manusia, dan melahap jerami dan sekam, dan memurnikan emas dan perak (1Kor. 3:12-13). Hal ini pasti berhasil oleh rancangan Roh Kudus.
Penderitaan menyingkirkan keindahan, daya pikat, dan kenyamanan benda-benda ciptaan yang baik, yang acap kali membuat kita memakainya untuk bertindak bodoh dan kotor; yakni dengan merangkul dan melekat erat pada benda-benda itu secara berlebihan.
Allah merancang penderitaan demi mengeringkan
semua kedagingan yang berkembang di dalam pemikiran manusia; untuk menyingkapkan kehampaan, kesia-siaan, dan ketidakmampuan dunia ini untuk memberi kita solusi.
Penderitaan menghadang kesenangan yang cenderung muncul di antara dunia dan hal-hal kesukaan kita, dan yang olehnya pemikiran kita tercemar.
Pemikiran dan afeksi kita, dapat dicemari baik oleh objek yang bersifat dosa maupun objek yang terlalu kita cintai.
Penderitaan mengikis kecenderungan afeksi yang muncul yang mengakibatkan kecemaran kita dan yang senantiasa siap menekan kita untuk melayani nafsu, ibarat kuda yang memasuki medan pertempuran dengan garang dan ganas.
Hukuman disiplin melepaskan kita dari kecemaran dosa dan menjadikan kita pewaris kekudusan Allah.
Melalui penderitaan, Allah mengalirkan semua anugerah Roh Kudus pada penerapan yang
konstan, tekun, dan bersemangat demi membasuh jiwa dari kecemaran dosa.
Saat-saat penderitaan adalah saat kita membutuhkan anugerah khusus [dari Roh
Kudus] untuk penghiburan dan jalan keluar, agar kita tetap ditopang selama masa kesesakan itu.
Tidak ada cara lain untuk menguduskan dan memanfaatkan penderitaan selain dengan tekun menerapkan anugerah.
Inilah penderitaan yang Allah kehendaki
dan rancang; dan sekiranya bukan demikian, penderitaan tidak menghasilkan apa-apa
selain membuat sengsara manusia; karena manusia tidak akan pernah menemukan kelepasan atau malah semakin terpuruk dalam kesengsaraan dan kehancuran.
John Owen (1616-1683), Works, IIl:447-448